Di garis tepi parangtritissaat bayanganku terbakar mataharidi atas pasirkutulis sajak buat ibuku:Ibu Kutemukan lekuk tubuhmu bersimpuh lesugaris wajahmu burammuram dalam bayangankuterlalu maya untuk dijamahIbuKenapa kau terus menangis?air matamu menetesmembasahi kecemasankuterasa asin di batinIbudi goresan mimpi-mimpikuaku selalu melihatmu menimang masa kecilku dengan emban tak berwarnasambil menembang lagu bisusuaramu begitu merduIbuterus kukais-kais dirimudi sisi imaji yang tersisatapi tak kutemukan kamu!aku rindu kamuseperti aku benci pada masa laluyang membuat aku tak pernah bisa menggambar wajahmudan menerka garis nasibmuDi garis tepi parangtritissaat bayanganku hampir gosong terbakar matahariaku berbisik pada telingaku:takutmu lebih berani daripada tanganmudan menggambarnya adalah sia-siaYogyakarta 2007-2008
Jumat, 10 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar