Berjalan di hari hampir senja
berdua saja
hampir mesra bergandeng rasa
tetapi bukan dengan kekasihku
Lorong panjang yang dalam
di goa batu
saat dua cahaya saling berpapasan
berhenti sejenak
bertukar peta untuk saling memberi celah jalan pulang
Perkampungan lusuh
selalu kumuh saat didera hujan
disemai bau politur
berwarna coklat lumpur
"sesungguhnya ini mengingatkan saya pada Jogja" ujarnya
sungguh mengagetkan bagiku
melewati pendulang emas
mencabik-cabik lumpur di kubangan
mengais sisa-sisa
sisa harapan
meraih sia-sia
Kaki melanjutkan langkah
tetapi
mata masih tertinggal
terjerembab dan hampir tenggelam di kubangan lumpur
dicabik-cabik!
Tangan-tangan yang mencabik-cabik mataku
aku pinjam kau
untuk menulis sajak
ma’afkan aku tanganmu
kutenggelamkan di kubangan sajakku
Perjalanan
antara aku dan bukan kekasihku
sampai di segurat sajak
Tangan-tangan itu ,masih tersisa di mataku
Denpasar-Yogyakarta 2006-2008
Jumat, 10 Oktober 2008
Ubung
Posted by Andika Ananda Entah 02:11
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar